RSS

Arsip Kategori: Tugas Softskill

Resensi Film 5 cm

230px-5CMPOSTERFILM

Sutradara : Rizal Mantovani
Ditanyangkan : 12 Desember 2012
Genre : Drama
Diangkat dari Novel National Bestseller ‘5cm’ karya Donny Dhirgantoro
Pemain :
~ Herjunot Ali (Zafran),
~ Raline Shah (Sebagai Riani),
~ Fedi Nuril (Sebagai Genta),
~ Igor Saykoji (Sebagai Ian),
~ Denny Sumargo (Sebagai Arial),
~ Pevita Pearce (Sebagai Dinda).

Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah) dan Ian (Igor Saykoji) adalah lima remaja yang telah menjalin persahabatan sepuluh tahun lamanya. Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Zafran yang puitis, sedikit “gila”, apa adanya, idealis, agak narsis, dan memiliki bakat untuk menjadi orang terkenal. Riani yang merupakan gadis cerdas, cerewet, dan mempunyai ambisi untuk cita-citanya. Genta, pria yang tidak senang mementingkan dirinya sendiri sehingga memiliki jiwa pemimpin dan mampu membuat orang lain nyaman di sekitarnya. Arial, pria termacho di antara pemain lainnya, hobi berolah raga, paling taat aturan, namun paling canggung kenalan dengan wanita. Ian, dia memiliki badan yang paling subur dibandingkan teman-temannya, penggemar indomie dan bola, paling telat wisuda. Ada pula Dinda (Pevita Pearce) yang merupakan adik dari Arial, seorang mahasiswi cantik yang sebenarnya dicintai Zafran. Suatu hari mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan mereka dan akhirnya kelimanya memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi satu sama lain selama tiga bulan lamanya.

Selama tiga bulan berpisah penuh kerinduan, banyak yang terjadi dalam kehidupan mereka berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-masing untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan. Setelah tiga bulan berselang mereka berlima pun bertemu kembali dan merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan. Sebuah perjalanan hati demi mengibarkan sang saka merah putih di puncak tertinggi Jawa yaitu di puncak Mahameru pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai Indonesia. Petualangan dalam kisah ini, bukanlah petualangan yang menantang adrenalin, demi melihat kebesaran sang Ilahi dari atas puncak gunung. Tapi petualangan ini, juga perjalanan hati. Hati untuk mencintai persahabatan yang erat, dan hati yang mencintai negeri ini.

Segala rintangan dapat mereka hadapi, karena mereka memiliki impian. Impian yang ditaruh 5cm dari depan kening.

sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/5_cm_(film)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 1, 2014 inci Tugas Softskill

 

Makrab ke tidung

IMG-20140308-WA0002

Makrab kelas 4ea01 Universitas Gunadarma tanggal 05-06 Maret 2014
secara singkat cukup menyenangkan liburan di pulau tidung tapi sayangnya sampah di sekitar pasir pantai di home stay merusak sekali semangat liburan disana, skor 2.5/5 untuk kepuasan berlibur disana

2014-03-06 06.46.58

2014-03-06 06.55.432014-03-06 06.51.06

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 1, 2014 inci Tugas Softskill

 

Kelemahan dan Kekuatan Iklan Televisi

Menurut Morrisan (2010:240), bahwa kekuatan dan kelemahan iklan televisi sebagai berikut:
1. Kekuatan Iklan Televisi
a. Daya Jangkau Luas
Televisi mampu menjangkau masyarakat yang sangat luas, hal ini memungkinkan efisiensi biaya karena kemampuannya menjangkau audiensi dalam jumlah besar daripada media lainnya.
b. Selektivitas dan Fleksibilitas
Televisi dapat menjangkau audiensi tertentu dengan adanya variasi komposisi audiensi sebagai hasil dari isi program, waktu siaran, dan cakupan geografis siaran televisi. Selain audiensi yang besar, televisi juga menawarkan fleksibilitas-nya dalam hal audiensi yang dituju. Jika suatu perusahaan ingin mempromosikan barangnya pada suatu wilayah tertentu, maka perusahaan dapat memasang iklan pada stasiun televisi yang terdapat di wilayah bersangkutan.
c. Fokus Perhatian
Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian audiensi pada saat iklan itu ditayangkan. Jika audiensi tidak menekan remote control-nya untuk melihat program stasiun televisi lain, maka ia harus menyaksikan tayangan televisi itu satu per satu.
d. Kreatifitas dan Efek
Televisi merupakan media iklan yang paling efektif dalam menampilkan kreatifitas pemasar secara maksimal. Karena dapat menunjukkan cara bekerja suatu produk yang digunakan serta menambah aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkan.
e. Prestise
Perusahaan yang mengiklankan produknya ditelevisi biasanya akan menjadi sangat dikenal orang. Hal ini memungkinkan produk yang ditawarkan akan menerima status khusus di masyarakat.
2. Kelemahan Iklan Televisi
a. Biaya Mahal
Walaupun televisi diakui sebagai media yang efisien dalam menjangkau audiensi dalam jumlah besar namun televisi merupakan media paling mahal untuk beriklan. Selain biaya pemasangan iklan yang mahal, biaya produksi iklan berkualitas yang juga mahal.
b. Informasi terbatas
Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik sekali tayang, maka pemasang iklan tidak memiliki cukup waktu untuk secara leluasa memberikan informasi yang lengkap. Durasi iklan disusun dalam kelipatan waktu tertentu misalnya 30 detik, 60 detik dengan biaya yang berbeda secara signifikan. Pemasang iklan tidak dapat mengajukan penayangan iklan dengan durasi tanggung misalnya 34 detik.
c. Selektivitas terbatas
Walaupun televisi menyediakan selektivitas audiensi melalui program-program yang ditayangkannya dan juga melalui waktu siarannya namun iklan televisi bukanlah pilihan yang tepat bagi pemasang iklan yang ingin membidik konsumen yang sangat khusus atau spesifik yang jumlahnya relatif sedikit.Iklan televisi belum mampu menandingi radio,surat kabar, dan majalah dalam menjangkau segmen audiensi secara lebih khusus.
d. Penghindaran
Adanya kecenderungan audiensi untuk menghindari saat iklan yang ditayangkan karena menggunakan kesempatan penayangan iklan untuk melakukan pekerjaan lain, memindahkan channel atau mengecilkan volume suara..
e. Tempat Terbatas
Jadwal tayang iklan di televisi tidak mudah dirubah karena memungkinkan mengorbankan waktu penayangan program acara televisi. Jika waktu penayangan program banyak diambil untuk iklan, maka akibatnya audiensi akan meninggalkan acara televisi itu.

Sumber:
Morrisan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 1, 2014 inci Tugas Softskill

 

Prinsip-Prinsip Efektivitas Iklan

Menurut O’Guinn dkk (2008) dalam buku Agus Hermawan (2012:75), terdapat 10 prinsip iklan yang efektif dimana prinsip efektivitas ini belum tentu bisa diterapkan pada semua iklan:
1. Buatlah Khalayak Tertarik (Grab People)
Sebuah iklan yang baik harus mampu membuat khalayak tertarik dengan segera. Hal ini sangat penting, dalam arti bahwa iklan harus mampu meraih perhatian sesegera mungkin dalam sedetik. Tujuan utama iklan perusahaan adalah untuk membuka kemungkinan sebanyak mungkin dengan iklan yang menarik (eye-catching) dalam ruang dan waktu terbatas. Paksalah khalayak sasaran untuk mengambil keputusan segera sebelum ia beralih. Pada hakikatnya semakin spesifik iklan akan semakin baik mengakomodasi pelanggan potensial.
2. Jadilah Cerdas dan Kreatif (Be Cleaver and Creative)
Kecerdasan dan kreativitas diperlukan untuk menarik khalayak dan mewujudkan merek dengan cara yang positif. Perusahaan yang baik harus memikirkan hal ini dan secara ekstrem membuat yang cerdas serta melakukan studi mendalam untuk menciptakan iklan kreatif, karena iklan yang kreatif mencerminkan perusahaan yang cerdas. Para pesaing juga akan berupaya untuk menghasilkan iklan yang kreatif, dan mereka siap utuk bersaing. Pemasar dengan dukungan ide kreatifnya, hanya akan memiliki kesempatan untuk memenangkan persaingan dengan menyajikan iklan yang belum pernah dilihat sebelumnya.
3. Bicaralah Dengan Lantang (Speak Loudly)
Semakin lantang kita berbicara, semakin banyak orang yang mendengarkan. Konsep yang sama diterapkan dalam iklan. Perusahaan ingin menyampaikan sesuatu kepada khalayak sasaran, dan ingin didengarkan. Hal tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara, di antaranya dengan meningkatkan intensitas frekuensi iklan, ukuran besar, warna dan latar belakang iklan, keunikan dibandingkan dengan iklan lainnya, dan sebagainya. Hal ini merupakan metode yang luar biasa untuk membuat produk senantiasa diingat, karena elemen provokatif dalam iklan juga merupakan elemen untuk menjual produk. Meskipun mudah dinyatakan, hal ini cukup sulit dilaksanakan.
4. Jangan Membuat Mereka Berpikir (Terlalu Banyak) – Dont Make Them Think (Too Much)
Salah satu panduan umum, khususnya dalam desain web, adalah jangan membuat orang berpikir. Pemasar perlu mendapatkan berbagai cara yang tepat, tetapi tidak seharusnya membuat orang berpikir terlalu banyak. Penyederhanaan isi pesan penting agar orang mengetahui bahwa iklan sudah memberikan gambaran utuh dalam otak konsumen ketika mereka melihatnya.
5. Warna Yang Menarik Tetapi Tetap Masuk Akal (Colors That Pop Make Sense)
Tergantung pada iklannya, pemasar biasanya menginginkan warna atau iklan yang trendi dan tidak ketinggalan zaman. Pilihan warna sangatlah penting sebagai aspek periklanan. Pemasar yang baik sadar bahwa pilihan warna harus sesuai dengan cita rasa merek. Warna harus mewakili lingkungan dimana iklan berada. Dorong keinginan khalayak dengan warna, namun jangan sampai membuat mereka terganggu dengan warna yang berlebihan. Pilihan warna yang tepat bergantung pada jenis iklan. Jika kita ingin membuat ilustrasi iklan yang mereknya “menyenangkan”, menggunakan berbagai warna cerah bisa jadi pilihan. Jika iklannya lebih serius, penggunaan skema warna yang digunakan biasanya lebih sederhana.
6. Informatif (Be Informatif)
Setiap iklan harus menyatakan suatu pesan. Iklan merupakan visualisasi pesan. Iklan Gudang Garam, FedEx dengan mobil truk bergerak, dengan penampilan hanya pada merek tanpa pesan lain. Iklan itu hanya mencermikan satu pesan bagi yang melihatnya, namun pesan itu tersampaikan untuk menarik khalayak.
7. Buatlah Agar Menonjol dan Mudah Diingat (Stand Out And Be Memorable)
Menjadi unik dan mudah diingat adalah dua komponen dari iklan yang baik. Iklan komersial harus unik dan secara keseluruhan berbeda dari iklan yang lain, dengan tetap menjaga prinsip keaslian kreasi (orisinal), Jika kampanye iklan berlangsung tanpa dikenal oleh masyarakat, maka segala upaya akan sia–sia.
8. Berikanlah Cita Rasa (Give Off A Feeling)
Setiap perusahaan dan merek memiliki perasaan atau nada. Perusahaan perlu menunjukkannya melalui iklan. Orang-orang harus mampu memahami cita rasa yang dimiliki perusahaan hanya dengan melihat iklan.

9. Tunjukkan, Bukan Bercerita (Show, Not Tell)
Salah satu ciri iklan yang baik adalah menunjukkan sesuatu alih-alih menceritakan sesuatu. Caranya adalah dengan memvisualisasikannya sebagai perwujudan dari konsep yang ada pada teks.
10. Gunakan Humor: Gunakan Pengandaian (Use Humor:Use A Metaphor)
Humor merupakan teknik yang berguna untuk menarik orang terhadap suatu iklan. Pengandaian/metafora dapat menjadi cara yang bagus untuk menambah humor. Namun humor tidak selalu tepat, meski cocok digunakan untuk sebagian produk, terkadang humor tidak tepat digunakan dalam iklan merk perusahaan tertentu.

Sumber:
Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 1, 2014 inci Tugas Softskill

 

Mengenal Secara Singkat Iklan

1. Pengertian Iklan
Menurut PPPI(Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia), “iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa dan ditujukan untuk sebagian atau seluruh masyarakat”.
Menurut Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2008:244), “Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar”.
Menurut Handito Joewono (2011:78), “Iklan merupakan alat promosi yang sangat berpengaruh untuk memperkenalkan produk baru dan meningkatkan kesadaran konsumen”.

2. Tujuan Iklan
Menurut Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2008:245), iklan berdasarkan tujuannya yaitu :
1. Informative advertising (Iklan informasi)
Dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu produk yaitu menciptakan kesadaran akan merk dan pengetahuan mengenai produk baru atau ciri baru dari produk yang telah ada.
2. Persuasive advertising (Iklan yang meyakinkan)
Dimaksudkan untuk tahap persaingan yaitu untuk membangun permintaan dengan menciptakan kesukaan, pemilihan, keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa.
3. Reminder advertising (Iklan pengingat)
Dimaksudkan untuk merangsang pembelian berulang dari produk atau jasa.
4. Reinforcement advertising (Iklan penguatan)
Dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli bahwa pembelian yang dilakukan adalah keputusan yang tepat.

3. Cara Menyusun Penyampaian Iklan
Menurut Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2008:214), merumuskan komunikasi untuk mencapai tanggapan yang diinginkan akan menuntut pemecahan tiga masalah yaitu:
1. Apa yang harus dikatakan (strategi pesan)
Dalam menentukan strategi pesan, manajemen mencari daya tarik, tema, atau gagasan yang akan mengikat ke dalam penentuan posisi merek, dan membantu untuk membangun titik kesamaan atau titik perbedaan. Beberapa daripadanya mungkin berkaitan langsung dengan kinerja produk atau jasa (mutu penghematan atau nilai merek) sementara yang lain mungkin berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan yang lebih ekstrinsik ( mereknya bersifat kontemporer, populer atau tradisional).
2. Bagaimana mengatakannya (strategi kreatif)
Efektivitas komunikasi tergantung pada bagaimana pesan diekspresikan dan juga isi pesan itu sendiri. Strategi kreatif adalah cara pemasar menerjemahkan pesan mereka ke dalam satu komunikasi yang spesifik.
3. Siapa yang seharusnya mengatakannya (sumber pesan)
Pesan yang disampaikan oleh sumber pesan yang menarik atau terkenal akan lebih menarik perhatian dan mudah diingat. Hal inilah yang menyebabkan pengiklanan sering menggunakan orang-orang terkenal sebagai juru bicara dalam menyampaikan pesan iklan. Orang terkenal tersebut kemungkinan akan efektif apabila mereka melambangkan ciri utama produk. Yang terpenting kredibilitas juru bicara tersebut. Ketiga faktor kredibilitas yang paling sering dikenal adalah keahlian (expertise), kelayakan dipercaya (trustworthiness), kemampuan disukai (likability).

Sumber:
Joewono, Handito. 2011. The 5 Arrow Of New Marketing. Jakarta: Arrbey.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks

http://www.p3i-pusat.com/rambu-rambu/buku-pedoman/193-definisi-iklan

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 1, 2014 inci Tugas Softskill

 

Cara Menilai Secara Rutin Tingkat Kepuasan Konsumen

Dikutip dari situs eciputra.com, Menilai dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan sangatlah penting pada sebuah usaha ataupun bisnis, karena dari nilai inilah kita dapat mengevaluasi posisi produk kita dalam pasar persaingan, dengan mengetahui posisi produk kita, maka kita akan dapat membandingkan produk kita dengan produk pesaing sehingga kita bisa memperbaiki ulang produk untuk mendapatkan peringkat tinggi dalam pasar pesaingan.

Apabila kita tidak melakukan evaluasi pasar maka kemungkinan kita bisa kehilangan pelanggan, oleh karena itu untuk mempertahankan pelanggan kita harus mengetahui seberapa kepuasan pelanggan dengan produk yang kita jual. Menurut Kotler dan Fandy Tjiptono (2002) kita dapat mengukur kepuasan pelanggan dengan cara sebagai berikut:

  1. Melalui sistem keluhan dan saran
    Setiap perusahaan harus mempunyai sistem keluhan dan saran. Hal ini perlu untuk memberikan konsumen kesempatan sebesar mungkin untuk memberikan kritik serta saran atau bahkan pendapat dari konsumen. Dari sinilah kita dapat mengetahui seberapa baik dan buruk produk kita. Dan informasi yang diperoleh dari konsumen bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi sehingga kita dapat berkreatif dan lebih inovatif dalam mengelola sebuah produk. Selain itu dari saran serta keluhan pelanggan kita juga bisa langsung mengatasi dan merespon sumber permasalahan yang terjadi.
  2. Survei kepuasan pelanggan
    Melalui survey ini memungkinkan sebuah usaha mendapatkan tanggapan langsung dari seorang pelanggan. Dalam hal ini terdapat 3 macam cara dalam mensurvey pelanggan.
  • Directly Reported by Satisfaction
    Yaitu pengukuran langsung yang dilakukan oleh sebuah usaha kepada pelanggannya seperti ungkapan pertanyaan seberapa puas anda terhadap produk kami? dan anda akan mendapatkan sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat puas.
  • Derived Dissatisfaction
    Pertanyaan ini mengutamakan 2 hal, yakni seberapa besar harapan pelanggan terhadap produk yang kita miliki dan kedua seberapa kualitas kinerja usaha kita yang dirasakan oleh pelanggan.
  • Problem Analisys
    Pelanggan selaku responden diharapkan mengungkapkan dua hal pokok dalam hal ini, pertama yaitu masalah masalah yang dihadapi terkait dengan produk usaha dan kedua adalah saran saran yang ditujukan untuk usaha kita.
  1. Ghost Shopping
    Cara ini dengan mempekerjakan orang lain yang berperan sebagai pelanggan pesaing, dengan kata lain ghost shopper akan membeli produk dari pesaing kita dan meneliti kelemahan dan keunggulan produk pesaing kita berdasarkan dari pengalaman dan pembelian produk produk pesing tersebut.
  2. Last Analisys Customer
    Metode dilakukan dengan cara perusahaan yang akan menghubungi pelanggan yang berhenti berlangganan dari usaha kita, untuk mencari beberapa informasi penyebab keberhentian pelanggan. Sehingga bisa mengambil kebijakan berikutnya untuk memperbaiki kinerja dan kualitas produk usaha. (bn)

Sumber : http://eciputra.com/berita-4245-pengusaha-wajib-rutin-menilai-tingkat-kepuasan-konsumennya.html

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 2, 2013 inci Tugas Softskill

 

5 Sikap Yang Harus Dihindari Pemimpin

Dikutip dari situs eciputra.com, wight Eisenhower, Presiden Amerika Serikat ke-34 pernah berujar, “Kepemimpinan adalah seni untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang Anda inginkan, dan membuatnya merasa ia ingin melakukan hal itu tanpa keterpaksaan.”

Menurut Toddi Gutner, penulis di “The Wall Street Journal,” kata-kata yang terucap dari Eisenhower tadi akan sangat bermakna bagi setiap pemilik bisnis kecil dan menengah.

Kata-kata tersebut di atas berbeda dari ujaran yang mengatakan, “Jika Anda ingin sesuatu berjalan dengan baik, lakukan sendiri.” Menurut Toddi, kata-kata tersebut akan membuat pemilik perusahaan kecil dan menengah dalam masalah.

Masalah untuk mendelegasikan tugas adalah salah satu kesalahan manajemen dan kepemimpinan yang paling sering dilakukan oleh pemimpin perusahaan kecil dan menengah. Ketika kesalahan ini terjadi, mungkinkah diperbaiki? Berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai opini dan cara pandang pemimpin perusahaan yang bisa membuat mereka dalam masalah.

Semuanya tentang saya
Dalam banyak kasus, para entrepreneur sangat berambisi terhadap perusahaan mereka, sehingga mereka kehilangan perspektif dan mencampuradukkan siapa diri mereka dengan bisnisnya. Gary Schuman, presiden CDL Consulting, firma konsultan kepemimpinan di New York mengatakan, “Ego si pemilik wirausaha seringkali menghalangi. Sehingga sulit untuk si pemilik perusahaan dan tim manajemennya menentukan arah untuk pertumbuhan perusahaannya. Sekali-sekali, pemimpin perusahaan perlu mengkaji ulang apa yang benar-benar berhasil dan apa yang tidak berjalan dengan baik. Disarankan untuk mendapatkan feedback informal dari wirausahawan lain. Atau, lebih baik lagi, sewa pelatih untuk membantu Anda mengenali kekuatan dan kelemahan diri sebagai pemimpin.

Tak ada yang lebih baik dari saya
Ini adalah salah satu penyebab masalah pada delegasi. Ini sangat mudah dimengerti, mengingat para entrepreneur biasanya memulai segala sesuatunya dari nol, dan ialah yang memegang kunci keputusan-keputusan penting. Namun adalah hal yang penting bagi pemilik perusahaan untuk menjadi orang yang berpengaruh, bukan orang yang mengontrol segalanya. Pemilik perusahaan perlu untuk mulai memercayai orang lain dan menyisihkan waktu membangun orang-orang di sekitarnya agar mereka pun bisa melatih peran yang lebih tinggi bagi mereka.

Visi saya adalah untuk tetap di bisnis
Seringkali pemimpin bisnis kecil terlalu ikut campur pada pekerjaan harian sehingga mereka sulit untuk menyusun langkah strategis ke depannya, mengenai arah perusahaan. Anda perlu mengambil waktu untuk melambatkan diri dan berefleksi, lalu pikirkan adrenalin untuk menjalankan bisnis ini. Hal ini kemudian menjadi hal yang penting untuk membangun bakat dan mendelegasikan tugas, sehingga para pemimpin bisnis kecil bisa melakukan tugasnya, yakni memimpin.

Ide saya adalah yang terbaik
Bisnis kecil tumbuh di sekitar kepribadian kuat dari para pemimpinnya, yang seringkali berarti, “sebuah lingkup kerja yang mengajar pegawainya untuk menjadi reaktif ketimbang proaktif”. Dalam tempat kerja seperti ini, para pegawai seringkali sulit untuk mengungkapkan isi pikiran mereka. Anda bisa mengambil alih pikiran mereka, tetapi bukan hati mereka, padahal justru hati merekalah yang terpenting. Untuk menghindari kultur semacam ini, pemilik bisnis kecil harus menyiapkan level kepercayaan yang tinggi, dengan komunikasi dua arah, juga pembagian tanggung jawab dan peran yang sangat jelas. Pegawai harus merasa mereka bisa menyumbang saran dan ukuran untuk dikontrol. Mungkin kotak ide untuk pegawai bisa diciptakan agar para pegawai bisa menyumbangkan sarannya dan tidak selalu berkonsentrasi pada ide si pemilik saja, karena yang ada di lapangan dan berhadapan langsung dengan para konsumen adalah si pegawai

Saya tak perlu belajar bagaimana cara memimpin perusahaan
Salah satu pelajaran tersulit untuk dipelajari adalah, menjadi pemimpin yang efektif tak selalu datang alamiah. Banyak orang yang butuh bantuan mempelajarinya. Anda harus mau untuk terus belajar bertumbuh dan berkembang sesuai perubahan zaman. Karena, bisa saja kemampuan yang selama ini Anda anggap sudah benar dan baik, suatu saat bisa berubah menjadi hal yang tak lagi relevan atau dibutuhkan ketika perusahaan mulai berkembang. Karena itulah, mencari opini dari luar, belajar dari teman, membangun jaringan dari sesama pemilik usaha kecil, atau dari pelatih bisa membantu menambah wawasan mengenai kepemimpinan dan mengatur menyusun gol di masa depan yang baru. (*/dari berbagai sumber)

 

sumber : http://eciputra.com/berita-862-5-sikap-yang-harus-dihindari-pemimpin.html

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 2, 2013 inci Tugas Softskill

 

Menerapkan Manajemen Beretika Pada Usaha yang Kita Jalankan

Dikutip dari situs eciputra.com, Untuk menerapkan pendekatan holistik , entrepreneur dapat mengembangkan prinsip-prinsip tertentu yang membantu mereka dalam mengambil langkah eksternal seiring dengan perkembangan usaha. Berikut ialaha 4 prinsip yang dikembangkan oleh seorang eksekutif untuk manajemen yang beretika:

 
Prinsip 1: Rekrut orang yang tepat

Pegawai yang cenderung bersikap etis merupakan jaminan terbaik yang bisa Anda dapatkan. Mereka mungkin hanya menjakdi jaminan. Carilah orang yang memiliki dan memegang teguh prinsipnya. Biarkan mereka mengetahui bahwa prinsip-prinsip itu memiliki peran penting dalam kualifikasi/ persyaratan bekerja.


Prinsip 2: Tetapkan standar, bukannya aturan

Anda tidak dapat menuliskan sebuah kode perilaku yang teramat ketat untuk mencakup semua kegiatan dalam perusahaan. Seseorang yang cenderung untuk berperilaku kurang jujur tidak akan mengindahkan kode yang Anda sampaikan. Jangan buang waktu Anda untuk menghadapi peraturan yang berat. Alih-alih, bersikaplah jelas mengenai standar. Biarkan mereka mengetahui tingkat kinerja yang Anda harapkan dan bahwa etika merupakan harga mati.


Prinsip 3: Jangan kucilkan diri

Anda sudah mengetahui bahwa manajer mungkin tidak tahu menahu mengenai pasar dan pesaing dengan memisahkan diri ke keadaan yang tidak nyata. Namun mereka bisa sama sekali tak memahami apa yang sedang terjadi dalam wilayah kerja mereka. Anda bertanggung jawab utnuk semua hal yang terjadi dalam kantor Anda. Tak peduli itu terjadi dalam sepengetahuan Anda atau tidak.


Prinsip 4: Jadilah teladan

Sebagai pemilik bisnis dan entrepreneur, mungkin Anda menuntut orang lain untuk beretika saat berbisnis dengan Anda, termasuk para karyawan. Namun, jangan lupakan yang terpenting , yakni memberikan contoh yang nyata dengan menunjukkan perlaku dan sikap berbisnis yang beretika dari diri Anda kepada orang lain. Sering kali malah apa yang Anda tunjukkan kepada orang lain itu lebih bermakna daripada tuntutan verbal atau tertulis Anda pada orang lain. 

Sumber : http://eciputra.com/berita-863-terapkan-manajemen-yang-beretika-dalam-bisnis-anda.html

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 2, 2013 inci Tugas Softskill

 

Kasus Pelanggaran Etika Bisnis (Studi kasus Jasa Pengamanan)

Salah satu kasus pelanggaran etika bisnis dalam jasa pengamanan yaitu PT Benteng Jaya Mandiri (BJM) dikutip dari berita jurnas.com sebagai berikut :

Jurnas.com | Asosiasi Badan Usaha Pengamanan Indonesia (ABUJAPI), menilai tindakan penyengkapan dan penyiksaan yang dilakukan jasa pengamanan PT Benteng Jaya Mandiri (BJM), sebagai tindakan melanggar hukum dan HAM.

Ketua ABUJAPI Sucipto mengatakan, PT BJM merupakan anggota ABUJAPI. Menurutnya, di dalam aturan ABUJAPI, sebagai jasa pengamanan tindakan yang dilakukan PT BJM sudah melanggar aturan dan HAM. “Tindakan tersebut sangat menyimpang dan melanggar HAM, polisi harus memberikan hukuman setimpal. Ini merusak citra BUJP yang benar,” ujar Sucipto.

Sucipto mengungkapkan, dalam BUJP, hanya ada tiga hal utama dilakukan. Yakni, pengamanan aset, pengamanan informasi serta pengamanan manusia. “Jadi kalau penyekapan hingga penyiksaan sudah menyimpang,” ujar Sucipto.

Lebih lanjut, Sucipto menuturkan, dalam bertugas, sekuriti dibawah naungan ABUJPI juga tidak boleh melaksanakan fungsi penindakan seperti polisi. Hal ini mengacu pada Peraturan Kapolri Nomor 4 Tahun 2007 yang tertuang dalam regulasi Badan Usaha Jasa Pengamanan.

Seperti diberitakan, anggota Polsek Tamansari menggerebek sebuah ruko Nomor 120 di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat pada Selasa 17 September 2013. Di dalam ruko yang merupakan kantor dari PT Benteng Jaya Mandiri perusahaan jasa pengamanan polisi mengamankan delapan orang pelaku yang menyekap dan menganiaya korbannya yaitu Ahmad Zamani dan Sunan Ali Arifin.

Sebelumnya, kepolisian telah menetapkan 14 orang sebagai tersangka, yakni delapan orang ditahan, empat pelaku Daftar Pencarian Orang (DPO), dan dua anggota TNI. Seluruh tersangka dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 333 KUHP untuk penyekapan dan Pasal 170 KUHP, untuk pengeroyokan serta UU Darurat No.12 Th 1951, dengan ancaman hukuman penjara diatas lima tahun.

Sumber :

http://www.jurnas.com/news/107937/Kasus_Penyekapan_Tamansari_Melanggar_HAM/1/Nusantara/Ibu_Kota

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 2, 2013 inci Tugas Softskill

 

Kasus Pelanggaraan Etika Bisnis (Studi kasus mi basah yang mengandung bahan formalin)

Penulis akan memberikan salah satu contoh pelanggaran etika bisnis yang terjadi pada salah satu produsen mi basah yang membuat produknya dengan mengandung formalin. Kita tahu mi basah merupakan bahan makanan yang lezat bersama bakso atau soto. Sayangnya banyak para produsen mi basah yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Berikut ini merupakan berita kasus produsen mi basah melakukan pelanggaran etika bisnis :

SEMARANG – Polisi menggerebek pabrik mi berformalin yang disajikan saat pelantikan Gubernur Jateng di Gedung Berlian, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Jumat, 23 Agustus. Pabrik yang sudah beroperasi sejak tiga tahun itu beroperasi di wilayah Magelang, Jateng,.

“Direktorat Reserse Kriminal Khusus mengungkap pabrik mi basah yang diduga menggunakan bahan berbahaya berupa formalin di Kampung Paten RT 02/08 Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang,” kata Dir Reskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Mas Guntur Laupe, Rabu (4/9/2013).

Pengungkapan kegiatan pabrik mi berbahaya itu bermula saat petugas Dit Reskrimsus, menerima informasi dari petugas Bid Dokkes Polda Jateng yang menemukan mi berformalin dalam Pesta Rakyat Pelantikan Gubernur Jateng.

Petugas melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan yang disajikan kepada para pengunjung di acara tersebut.

“Berdasarkan informasi tersebut, tim melakukan pemeriksaan terhadap stan yang menyajikan mi bakso dan melakukan penyitaan terhadap barang bukti berupa mie basah dan sisa makanan di sekitar lokasi,” tambahnya.

Setelah memeriksa sejumlah saksi di stan mi bakso milik Suratmi, mi tersebut ternyata diproduksi di Magelang. Polisi bergerak cepat dengan melakukan penggerebekan ke lokasi pabrik mi.

Selain itu polisi juga menangkap pemilik pabrik, Jumirin (45), warga Desa Prajegan RT02/02, Kelurahan Prajeksari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

“Kita melakukan penahahan terhadap tersangka dan melakukan uji labratoris terhadap sampel mi basah tersebut ke Laboratorium Forensik Cabang Semarang,” sebutnya.

Pelaku mengaku, industri rumahan turun temurun itu memproduksi mi yang diedarkan di sejumlah pasar tradisional di Kota Magelang, Ambarawa, dan Kota Semarang. Modus yang digunakan tersangka, mencampurkan formalin dan zat pewarna tekstil ke dalam adonan mi basah atas pesanan konsumen.

“Pencampuran formalin ini agar mi yang dibuat menjadi tahan lama tidak mudah rusak dan tampak segar,” ujar Jumirin.

Selain memproduksi mi yang membahayakan kesehatan, pabrik tersebut juga diduga tak memiliki izin usaha. Dari pabrik tersebut petugas menyita barang bukti berupa tiga karung mi basah warna kuning siap edar, lima karung tepung terigu, satu kilogram pewarna kuning, satu jeriken kosong bekas cairan formalin, dan sejumlah bahan pembuat mi lainnya.

Tersangka dijerat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984, tentang Perindustrian dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Seiring dengan banyaknya media mempublikasi mengenai makanan dan minuman yang berbahaya bagi kesehatan dengan alasan untuk  mencari keuntungan sebesar-besarnya, membuat kita berpikir untuk berhati-hati dalam membeli mie basah yang aman untuk dikonsumsi. Bagaimana kita mengetahui mi basah yang berformalin?  berikut ciri mie berformalin yaitu:

  1. Mi mengkilat dibanding mi tidak berfomalin
  2. Berwarna pekat dan tidak lengket
  3. Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius)
  4. bau agak menyengat, bau formalin

Contoh gambar mie berformalin

Image

Analisis tindakan produsen mi basah yang tidak bertanggung jawab:

Menurut pendapat saya, mungkin beberapa produsen mi basah kurang tahu mengenai bagaimana cara mengawetkan bahan makanan dengan sehat dengan cara memakai bumbu dapur yang disekitar kita seperti yang dijelaskan oleh DR. NL. Ida Soeid, MS, dari jurusan kimia FMIPA Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya. Pakar biokimia gizi dan makanan yang baru saja menyelesaikan gelar doktornya dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini memberikan berbagai resep agar berbagai bahan makanan bisa lebih awet tanpa menggunakan fomalin.  Agar mi basah tahan lama, pada saat proses pembuatan adonan, sebaiknya tepung diberi air ki selain diberi air biasa. Air ki juga bisa dibuat sendiri.”

“Caranya, jerami dibakar hingga jadi abu. Lalu abu jerami ini dimasukkan ke dalam wadah yang sudah diberi air dan rendam sekitar 1 sampai 2 jam. Selanjutnya saring sehingga sisa bakaran jerami tidak bercampur dengan air. Air sisa bakaran jerami inilah yang disebut denga air ki yang dijadikan campuran adonan mi.” Menurut Ida, air ki mengandung antiseptik yang dapat membunuh kuman. Dengan pemberian air ki, mi basah mampu bertahan sampai dua hari.

Pemerintah harus lebih ketat dalam pengawasan makanan yang beredar dengan cara terus melakukan inspeksi dan terus melakukan kampanye di media-media seperti televisi,internet,dll untuk melaporkan adanya kecurangan oknum produsen tidak bertanggung jawab dan orang yang memberitahu itu akan mendapatkan reward. Dan terakhir perketat izin usaha dengan pengawasan makanan sehat setiap bulan dengan cara mendadak ke tempat usaha-usaha yang sudah memiliki izin.

Sumber:

http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=10719

http://fotofotogokildanlucu.blogspot.com/2012/09/ciri-ciri-mie-bakso-ikan-segar-ikan.html

http://health.liputan6.com/read/655495/bpom-kasus-mi-basah-berformalin-paling-banyak-ditemui

http://jogja.okezone.com/read/2013/09/04/512/860687/redirect

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 2, 2013 inci Tugas Softskill